Subhanallah, Tak tanggung-Tanggung, Ajak Tujuh Anaknya Pindah Keyakinan, Ibu Ini Mantap Memeluk Agama Islam

Subhanallah, Tak tanggung-Tanggung, Ajak Tujuh Anaknya Pindah Keyakinan, Ibu Ini Mantap Memeluk Agama Islam
Subhanallah, Tak tanggung-Tanggung, Ajak Tujuh Anaknya Pindah Keyakinan, Ibu Ini Mantap Memeluk Agama Islam

Seorang ibu rumah tangga di Desa Mursa, Padang Sidempuan, Sumatera Utara (Sumut), punya keinginan besar meninggalkan keyakinannya untuk memeluk agama Islam.

Fatimah Telaum Banua (39) nekad meninggalkan lokasi terpencil yang sudah ditempatinya puluhan tahun itu untuk pindah keyakinan.
Dengan biaya seadanya, ia memboyong 7 putri dari 10 orang anaknya menuju tempat tinggal abang kandungnya di Desa Ujong Blang (Kuburan Syahid), Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.

Sedangkan suami dan tiga anaknya yang lain tetap tinggal di kawasan terpencil Desa Mursa, Padang Sidempuan.

Kepergian ke Labuhan Haji Barat hanya dengan satu tujuan, yakni kembali memeluk agama Islam.

Sang abang, Arbulan (46) memang sejak lahir menganut agama Islam, sedangkan Fatimah pindah keyakinan saat menikah dengan seorang laki-laki nonmuslim.

Akhir Agustus 2020 lalu, Fatimah bersama 7 anak perempuannya tiba di tempat tinggal abangnya Arbulan di Desa Ujong Blang, Labuhan Haji Barat.

Dua pekan kemudian, tepatnya Sabtu (12/9/2020) lalu, Fatimah bersama 7 anak perempuannya mengikrarkan syahadat.

‘Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah’.

Prosesi pensyahatan berlangsung di Masjid At-Taqwa Manggeng, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Abdya. Ikrar syahadat dipandu Drs Said Firdaus, Imam Masjid At-Taqwa setempat.

Tujuh anaknya yang mengucapkan syahadat masing-masing Nidar Ratna Ayu Gea (18 tahun), Iren Cantika Gea (17), Muliani Gea (13), Melia Gea (11), Amila Gea (9), Mariani Gea (4), dan Imel Gea (3 tahun).

Prosesi syahadat itu juga dihadiri Ketua MPU Abdya Tgk Muhammad Dahlan, Ketua Baitul Mal Abdya Wahyudi Satria SPI, Camat Manggeng Hamdani SE, serta para tokoh dan masyarakat lainnya.

Fatimah Telaum Banua kurang lancar berbahasa Indonesia, sehingga sang abang, Arbulan bersedia memberikan keterangan tentang perjuangan adeknya yang dikatakan sangat luar biasa untuk menjadi muslimah.

“Adek saya ini sejak lahir beragama Islam dengan nama Fatimah. Pindah keyakinan saat menikah dengan suami nonmuslim, namanya tidak berubah. Kami empat bersaudara, yang bungsu Fatimah,” kata Arbulan kepada Serambi, Senin (14/9/2020).

Arbulan sudah enam tahun tinggal di Desa Ujong Blang (kuburan syahid), Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan.

Sebelumnya, ia tinggal secara berpindah-pindah antara lain di Desa Padang dan Kampung Teungah, Kecamatan Manggeng, Abdya. Sehari-hari Arbulan kerja serabutan.

Arbulan mengaku sudah 20 tahun tidak pernah bertemu dengan Fatimah. Keinginan bertemu dengan sang adik terus diusahakan.

Akhirnya ada titik terang dengan bantuan seorang teman facebook di Sibolga.

Berkat bantuan teman di Sibolga itu, Arbulan berhasil memperoleh nomor telepon Fatimah sehingga berhasil menjalin komunikasi dengannya, setelah 20 tahun berpisah.

Dalam pembicaraan melalui telepan dengan Arbulan itulah, Fatimah mengutarakan keinginannya untuk kembali memeluk agama Islam di Aceh, dan meminta bantuan sang abang.

“Saya minta adek saya untuk pikir-pikir dulu dengan matang. Tiga bulan kemudian, ditelepon saya, menyatakan takadnya sudah bulat untuk menjadi seorang muslimah. Suami pun sudah setuju,” kata Arbulan mengutip pernyataan Fatimah.

Akhirnya Fatimah memboyong tujuh anak perempuannya menuju Aceh. Perjalanan menuju tempat tinggal sang abang di Desa Ujong Blang, Labuhan Haji, sangat berliku dan penuh duka.