Di balik senyum manis dan canda tawa terselip berjuta rasa luka kecewa yang sungkan untuk kita ungkapkan kepada orang, dengan satu alasan bahwa kita mampu bertahan.
Entah pertahanan seperti apapun akan kita upayakan untuk mencapai puncak kemenangan
Meskipun, esensinya hidup adalah masalah, apakah itu berarti kita pasrah dan menyerah dengan masalah itu dan dengan tegas menyalahkan bahwa ini adalah takdir Tuhan?
Percaya pada takdir atau ketentuan Allah itu harus namun bukan berarti kita menyalahkan aturan main-Nya.
Coba kita ingat sejenak…
Betapa besar nikmat yang sudah kita rasakan?
Dan pastilah tidak ada kesanggupan bagi kita untuk melakukan perhitungan akan nikmat yang sudah Allah diberikan.
Namun, sudahkah kita menjalankan perintah-Nya sebagai wujud syukur kita atas kasih sayang-Nya yang luar biasa nan sempurna?
Dia selalu ada di saat kita merana tak berdaya, memberikan arahan agar kita memperoleh jalan kebenaran dan jalan keluar saat kita dihadang pada suatu permasalahan.
Dia pula yang selalu memberikan kekuatan saat kita benar-benar merasa kesakitan dengan tuntutan hidup yang selalu mengedepankan kesempurnaan.
Pantaskah ketika masalah itu diberikan seakan terasa berat dan menyulitkan kemudian kita menyalahkanNya?
Mari mulai benahi dan perbaiki diri, kurangi mengeluh perbanyaklah bersyukur!!
Roda kehidupan memang selalu berputar dan perputarannya tak selalu sama dengan harapan. Tapi ingat, Tuhan memiliki perencanaan yang lebih indah untuk kebaikan hamba-Nya.
Kesedihan, kesulitan, dan kebahagiaan selalu berjalan beriringan dengan dibumbui berbagai rintangan dan kegundahan hati agar kita sadar dan semakin mendekatkan diri padaNya.
Allah telah berjanji, tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umat-Nya. Perbanyaklah doa dan usaha selama kita masih diberikan kesempatan untuk menghirup udara di dunia.
Selagi sehat dan pikiran dalam keadaan rapi tak berantakan. Renungkan, rasakan, kurangi penyesalan dan segeralah lakukan perbaikan.
Percayalah, semua akan indah pada waktunya.